Apresiasi Film Tari “SELENDANG SIRAT SERAT”

Penciptaan Sandang (busana) melalui sajian seni tari.

Attabik Ahmad
3 min readAug 3, 2023

Film dengan judul Selendang Sirat Serat adalah sebuah film tari. Film ini telah ditayangkan dalam Pekan Kebudayaan Nasional (PKN) 2021. Film berdurasi 29 menit ini disutradarai oleh Tunggal Aji Sidik. Karya ini merupakan hasil tim produksi yang terdiri dari sebagian alumni dari Prodi Film & Televisi Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta. Penampilan seni tari dalam film diperankan oleh para mahasiswa dari Prodi Seni Tari ISI Surakarta.

Selendang Sirat Serat ini sangat kuat dari segi filosofis. Dengan kata lain, film ini mengandung nilai atau makna tersirat yang dikemas melalui koreografi tari, aspek sinematografi, dan latar tempat yang digunakan dalam film. Sehingga memberi kesan nilai seni yang tinggi pada film ini.

“Proses perjalanan kehidupan ter-Sirat dalam Serat, Selembar kain hadir disetiap lini kehidupan manusia sejak lahir hingga akhir, dan wastra adalah sebuah pengharapan.”

Kutipan di atas diambil dari kolom deskripsi film Selendang Sirat Serat. Menurut tafsir Penulis dalam kalimat yang sederhana, maksudnya adalah kehidupan manusia dari dulu hingga nanti selalu ada satu hal yang tak dapat dipisahkan, yaitu pakaian yang kita pakai setiap harinya. Film ini dalam setiap adegannya menunjukkan sebuah proses berupa penciptaan pakaian dari awal yang masih berupa kapas hingga akhirnya menjadi kain.

Pada adegan pertama, ada tumpukan kapas/kapuk. Ada seorang penari wanita yang terbaring dalam tumpukan kapas itu lalu terbangun dan bangkit berdiri. Kemudian seorang penari wanita lain, sedang memberi warna pada benang-benang yang digantung. Benang-benang yang sudah diberi warna dipasang menjadi gulungan-gulungan benang berwarna. Lalu kita memasuki ruangan berisi mesin-mesin tenun. Sang Penari Wanita berjalan menyusuri ruangan itu. Kita bisa melihat ada beberapa penenun yang sedang bekerja menggunakan mesin itu. Adegan selanjutnya, semua talent/para penari itu berkumpul dan melakukan tari-tarian. Sang Penari Pria lalu ikut menari juga. Gerakan-gerakannya sangat luwes dan bertempo cepat. Memasuki detik-detik akhir film, para penari menyelesaikan tarian mereka dengan berpose seperti manekin. Lalu datanglah beberapa pekerja membawa karung berisi bahan-bahan membuat kain. Para penari seolah-olah menjadi sadar dari “keadaan pikiran tari” mereka, alias menjadi out-of-character. Para penari lalu membantu para pekerja membuat kain.

Link film: https://www.youtube.com/watch?v=5xRaQoEiOLc

Jangan lupa mengapresiasi sebuah karya, termasuk film.

Beberapa stills film:

--

--

Attabik Ahmad
Attabik Ahmad

Written by Attabik Ahmad

Sering bingung mau nulis apa. Semoga tulisannya gak bikin bingung.

No responses yet